Kacang yang Lupa Kulitnya


Hari ini aku ketemu teman-teman masa kecilku di facebook. Beberapa ada yang telah berubah drastis sama sekali. Sudah beberapa tahun tinggal di ibukota, udah ga bisa berbahasa daerah, lebih terbiasa berbahasa indonesia. *katanya. Aku heran, sebegitukah efek metropolitan menghapus memori teman-temanku akan daerahnya? Secepat itukah gemerlap ibukota mengurangi kecintaannya akan daerah asalnya. Heran memang.. Aku cuma bisa tersenyum. Ingat akan masa kecil yang kuhabiskan dengan sahabatku itu. Begitu indah mengalir apa adanya. Tapi sekarang semuanya terasa kaku, seperti bertemu sesosok manusia baru. Bahkan aku tidak mengenalnya dengan tetek bengek metropolisnya itu. Hmm.. memang ya, manusia itu dinamis. Bisa berubah dalam waktu sepersekian menit.

Namun aku masih menemukan beberapa sahabat yang tetap seperti dulu. Sederhana dan ga neko-neko meskipun mereka sudah menetap di luar negri. Ngobrol ngalor ngidul tanpa henti. Seakan-akan tidak akan habis tema untuk diceritakan. Jarak dan waktu yang memisahkan tidak pernah terasa sebagai penghalang untuk tetap menjalin persahabatan tanpa kepura-puraan.Dan aku bahagia memiliki sahabat-sahabat seperti mereka.

Yah, memang begitulah hidup, ada yang tidak percaya diri kemudian berusaha tampil dengan ekspresi dan gaya yang dibuat-buat dan ada yang tetap jadi diri sendiri ditengah gemerlap duniawi.

12 komentar:

Anonim 9 Januari 2010 pukul 08.54  

Jadilah diri sendiri, bangunlah berpikir positif!
Jangan sampai persahabatan tanpa tegur sapa, komunikasi harus tetap terjaga kalau ingin langgeng!

Anonim 9 Januari 2010 pukul 08.58  

Cobalah pasang "top comment", banyak yang menyukainya!

Aulawi Ahmad 9 Januari 2010 pukul 10.47  

setiap manusia pasti mengalami perubahan, so hadapi dan terima apa adanya perubahan itu :) salam kenal :)

Syifa Ahira 9 Januari 2010 pukul 11.12  

@nuansa pena: tq ya mas sarannya.
@aulawi: yup.. perubahan itu memang harus diterima.. :) salam kenal juga..

Elsa 9 Januari 2010 pukul 11.24  

yup...semoga kita bukan termasuk mereka yang jadi kacang lupa kulitnya yaa...
setuju sama Nuansa Pena, just be yourself. kayaknya itu yang terbaik. setuju juga kan?

Syifa Ahira 9 Januari 2010 pukul 18.57  

@elsa:betul.. betul.. betul.. :)

Anonim 9 Januari 2010 pukul 22.39  

kacang memang enak tapi gak bisa lepas darikulitnya ya.

Yusnita Febri 9 Januari 2010 pukul 23.11  

saya rasa wajar, temannya masih remaja pindah ke kota tentu membawa dampak perubahan pada gayanya.
Itu baru ke kota, coba klo ke LN pasti lebih banyak lagi yang berubah.. =)

Syifa Ahira 10 Januari 2010 pukul 09.40  

@just-fatamorgana: iya juga ya? hehehe
@nita:kalo gaya boleh berubah mba', tapi masak lupa ma bahasa daerah sendiri, jadi bingung.. emang bisa ya? om aku yang tinggal di luar puluhan tahun ga pernah lupa tuh ma bahasa daerah sendiri.. :)

ami 2 September 2013 pukul 08.15  

luar biasa sekali infonya sangat bermanfaat...
Saya berkunjung ke blog ini banyak pengetahuan yang saya dapatkan...
Terimakasih banyak atas informasinya
Semoga semakin sukses...

desi 2 September 2013 pukul 08.18  

Informasinya sangat bermanfaat sekali...
Banyak pengetahuan saya dapatkan setelah saya menyimak artikel di blog ini...
Ditunggu postingan selanjutnya...
Semoga semakin suksesnya....

egi 3 September 2013 pukul 16.17  

Informasinya ternyata sangat menarik dan sangat bermanfaat sekali...
Ternyata banyak sekali pengethaun yang saya dapatkan setelah saya berkunjung ke blog ini....
Terimakasih banyak infonya ...
Semoga semakin sukses

Posting Komentar

Ayo.. Ayo..
Kesan dan Pesan..
Uneg-uneg..
Silahkan dituangkan..
Jangan malu-malu.. ^_^