Kasih Sayang yang Takkan Bisa Terbalas
09.15
Masih teringat jelas olehku gurat senyum di wajah kedua orangtuaku kala itu. Suara gegap gempita disekelilingku seakan menambah keceriaan. Ruang dekanat itu ramai oleh rasa haru setiap orangtua yang puas akan jerih payah mereka memenuhi tuntutan pendidikan bagi sang buah hati. Tak terkecuali orangtuaku yang dengan bersusah payah menguliahkanku dan dua orang kakak laki-lakiku dalam waktu yang bersamaan. Kedua orangtuaku bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Meskipun ayahku waktu itu masih menjabat sebagai kepala dinas, tetap saja beliau tidak meiliki banyak uang untuk dapat menguliahkan kami bertiga. Terlebih kakakku yang pertama kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta. Terpaksa kedua orangtuaku harus menambah penghasilan dengan berdagang dan berkebun. Ya.. begitulah ayahku, memegang kuat prinsip kejujuran, meski peluang untuk mendapatkan uang lebih sangat mudah didapatkan dengan posisi beliau saat itu.
Acara wisuda itu begitu cepat berlalu, kebahagiaanku meraih gelar sarjana dengan cepatnya terhapus oleh rasa gelisah. Gelisah akan penantian panjang untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Teringat olehku wajah ibu dan ayahku ketika tersenyum bahagia ketika mereka berkata padaku:"Akhirnya tiga anak kami sarjana, akhirnya kami bisa menikmati hari tua dengan tenang.. " Aku terpaku, ternyata tak seorangpun diantara kami (aku dan dua kakak laki-lakiku) bisa membalas jerih payah mereka. Kakakku yang pertama masih bergantung kepada orangtuaku, masih dimodali berkali-kali untuk memenuhi obsesinya sebagai wiraswasta. Namun hingga saat ini, belum ada satupun usahanya yang menghasilkan keuntungan. Seringkali modal yang diberikan orangtuaku tenggelam karna minimnya pengelolaan dan tidak adanya ketetapan hati kakakku. Namun, orangtuaku masih tetap seperti dulu, berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Sekarang, usaha baru itupun dirintis oleh kakakku. Lagi-lagi modal dari ayah ibuku.
Sempat bekerja disebuah bank swasta sepertinya cukup untuk mengobati jerih payah orangtuaku. Kakakku yang kedua itu memang tak pernah berputus asa. Semangatnya menamatkan kuliah dengan penghargaan lulusan terbaik membuat kami semua bangga. Cita-citanya untuk menjadi seorang dosen memacu semangatnya untuk melanjutkan pendidikan S2 di sebuah institut ternama di bandung. Berhenti bekerja lalu melanjutkan kuliah. Dan lagi-lagi orangtuaku selalu mendukung anak-anak mereka. Yang kutau orangtuaku tak pernah mengeluh.
Ketika harapanku untuk mendapat sebuah pekerjaan kian redup, aku rasanya tak mampu menatap mata orangtuaku. Tapi sungguh, aku sudah berusaha semampu yang aku bisa. Puluhan lamaran, psikotes, interview, tak satupun membuahkan hasil. Entah itu terhenti di tes pertama, kedua, ataupun interview akhir. Heran memang, jika ditilik, IPK-ku berada di urutan kedua setelah lulusan terbaik jurusanku. Aku cukup aktif berkecimpung di dunia organisasi, bahkan sempat menjadi asisten di salah satu laboratorium. Dua tahun itu begitu cepat berlalu, hingga hari ini, tak satu pekerjaan pun yang bisa kudapatkan. Namun orangtuaku tetap memberiku semangat, mereka bilang:"Sabar nak... semua ada waktunya.." Aku terharu, tak terasa air mataku menetes. Orangtuaku selalu baik dan memang yang terbaik. Ketika aku memutuskan menikah, merekapun tetap melakukan yang terbaik buatku. Membuat pesta yang cukup besar dengan biaya yang tidak bisa dibilang sedikit. Orangtuaku masih tetap seperti dulu, selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kami, anak-anak mereka.
13 komentar:
Memasuki dunia kerja memang sulit, tidak hanya syifa saja yang merasakan. Sayapun dulu begitu. IPK tinggi yang susah payah didapat serasa tak ada artinya ketika sulit selai melamar kerja.
Namun jangan patah Semangat yaa, yakin masih ada orang baik.
Orangtua pun akan mengerti hal itu..
Berbahagialah mendapatkan orangtua yang penuh kasih sayang dan pengorbanan! Kita sebagai anak tidak mungkin bisa membalasnya! Kita hanya bisa memberi kebahagiaan dengan kasih sayang dan perhatian dimasa tuanya, dimana membuat mereka tetap berarti dihadapan anak-anaknya! Justru kebahagiaan kita yang membuat mereka bahagia!
Jangan lupa selalu berdoa untuk mereka! Semangat!
'semua akan indah nanti pada waktunya'
tetap semangat ya syifa.. tuhan pastinya telah menyiapkan jalan yg terbaik bagi hamba2nya yg slalu berusaha.. :)
eh, salam kenal ya.. hihihi..
makasih sdh berkunjung ke tempatku & follow..
@nita: makasi ya mba' atas semangatnya. tapi terkadang sabar yang terlalu lama juga melelahkan.. (emangnya sabar ada batasnya?he he..)
@mas achmad: yup.. you're right.. doa untuk mereka memang ga pernah putus dipinta
@pohon: aq akan selalu menanti keindahan itu datang pada waktunya :)
saya juga pernah sulit mencari kerja. 9 bln nganggur lho. padahal IPK nya bagus. lulus cum laud pula. cuma krn gak ada pengalaman, jadi gak diterima terus. tapi akhirnya bisa juga dpt kerjaan. sabar aja,ya...
@fanny: makasi ya.. :)
Bahagianya kamu memiliki orangtua yang bijaksana. Jadi akhirnya ga kesampaian kerja ya? Mungkin kamu lebih cocok jadi manager keluarga. Semua karier itu baik kok, asal kita lakukan dengan segenap hati dan sepenuh cinta.
Salam kenal ya...
iya mba.. mpe sekarang belom dapet2 kerja..
ternyata memanageri keluarga lebih enak.. ;D
salam kenal juga mba..
makasih dah mau mampir..
bagaimana sekarang? apakah sudah dpt pekerjaan?
belum mba fan.. mau ga mba mempekerjakan aku? hehe..
luar biasa sekali infonya sangat bermanfaat...
Saya berkunjung ke blog ini banyak pengetahuan yang saya dapatkan...
Terimakasih banyak atas informasinya
Semoga semakin sukses...
Informasinya sangat bermanfaat sekali...
Banyak pengetahuan saya dapatkan setelah saya menyimak artikel di blog ini...
Ditunggu postingan selanjutnya...
Semoga semakin suksesnya....
Informasinya ternyata sangat menarik dan sangat bermanfaat sekali...
Ternyata banyak sekali pengethaun yang saya dapatkan setelah saya berkunjung ke blog ini....
Terimakasih banyak infonya ...
Semoga semakin sukses
Posting Komentar
Ayo.. Ayo..
Kesan dan Pesan..
Uneg-uneg..
Silahkan dituangkan..
Jangan malu-malu.. ^_^