Ampunilah Dosaku Tuhan..

Kerjaan kantor yang bertumpuk membuat badanku serasa linu, pegal disana sini. Aku tidak lagi konsentrasi mengemudikan kendaraan roda empat ini. Pikiranku melayang jauh, terkenang masa-masa indah bersama mantan kekasihku dulu, Anita. Semuanya terasa manis saat itu. Empat tahun pacaran, membuatku yakin untuk segra menikahinya. Anita adalah sosok wanita yang begitu sempurna. Wajah ayu yang sangat keibuan itu mampu membuat banyak pria bertekuk lutut memohon cintanya. Dia malah memilihku, pemuda sederhana yang katanya begitu memesonanya. Entah karena apa, aku juga tak tau. 


Bayangan indah itu seketika buyar ketika tanpa terasa aku sudah berada di depan gerbang rumah. Pak Dimin dengan tergopoh-gopoh membukakan gerbang itu. Kulirik jam tanganku, pukul sepuluh malam.

"Disti udah pulang Pak?" tanyaku sembari menatap wajah setengah baya yang lelah itu.

 "Baru aja Pak, kira-kira setengah jam lalu.. " jawabnya. 

Ah, kemana lagi perempuan itu, jam segini baru pulang, batinku dalam hati. Aku dengan sigap memarkirkan sedan hitam itu digarasi. Secepat mungkin kunaiki tangga, membuka pintu rumah, dan setengah berlari menuju kamar. Kutemukan Disti disana, tengah asyik bercengkrama dengan temannya di dunia maya. Lagi-lagi sibuk dengan dunianya sendiri.

"Disti..," hardikku, "kamu kemana sih? Dari tadi siang pergi dari rumah baru pulang jam segini.. "

"Biasa mas, jalan sama temen-temen.." ujarnya dengan wajah yang tak beralih dari depan laptop.

"Kamu sadar ga sih, kandunganmu udah sembilan bulan, harusnya kamu lebih banyak istirahat dis, jangan tiap hari jalan sama temen terus dong.. lagian yang dituju juga ga penting.. " kataku kesal. 

Seperti biasa, kata-kataku hanya didiamkan, tak ditanggapi sedikitpun. Dengan menahan sakit hati, kulangkahkan kakiku ke kamar mandi, membasuh seluruh tubuh dibawah kucuran air dari shower. Aku kembali terbayang wajah penuh luka Anita, ketika dia tahu aku akan menikahi Disti, pacar gelapku. Aku tahu, mengkhianati Anita adalah dosa terbesarku padanya. Sosok yang nyaris sempurna itu kusia-siakan begitu saja. Aku juga tidak tahu, entah setan apa yang membuatku begitu terlena oleh kecantikan Disti yang tak seberapa jika dibandingkan dengan kecantikan Anita. 

Anita memang sangat menjaga mahkotanya. Meski sudah empat tahun pacaran, tak pernah sekalipun dia mengijinkanku menikmati miliknya yang satu itu. Namun lama-lama, aku juga tidak mampu menahan hasratku. Pesta pernikahan adikku tahun lalu mempertemukan aku dengan Disti, teman adikku ketika SMA. Dulu, aku tidak pernah memperhatikannya tiap kali Disti main kerumahku. Disti begitu biasa dimataku, hanyalah cewek gendut berwajah kaku, tak ada yang istimewa. Tapi setelah bertahun-tahun tidak bertemu, pertemuanku kembali dengannya membuatku pangling. Dia begitu banyak berubah. Dia menjadi begitu cantik didukung bentuk tubuhnya yang indah.

Pertemuan-pertemuan rahasia pun kerap kami lakukan. Disti tidak pernah keberatan hanya dijadikan pacar gelap olehku. Dia juga mengenal Anita. Hubungan gelap  kami pun berjalan dengan lancar. Seperti penampilannya yang lebih mirip wanita murahan, dia juga dengan mudahnya menyerahkan semua miliknya untukku. Ya, aku menikmati itu, sangat menikmati. Tak pernah terlintas penyesalan di wajahnya ketika akhirnya kami melakukan hubungan terlarang itu. Sebelum melakukannya pun, Disti tidak menuntut apa-apa dariku. Bahkan dia selalu menyerah dan menyerah hingga kami melakukannya berulang-ulang.

Waktu itu, aku sedang duduk berdua dengan Anita di sebuah coffe shop langganan. Tiba-tiba saja Disti menghampiri kami dengan wajah muram.

"Mas, aku telat dua bulan.." ujarnya tanpa menghiraukan kekagetan Anita.

"Tapi..." belum sempat kuselesaikan kata-kataku, Anita berlari menjauhiku, meninggalkan coffe shop yang jadi saksi bisu semua kisah indah kami, meninggalkan cinta yang telah kuporakporandakan sendiri. 

Tubuhku menggigil kedinginan. Sejenak aku tersadar bahwa aku telah berdiri diam dibawah siraman air ini selama setengah jam. Segera kukeringkan tubuhku, kemudian kukenakan baju piyama putih yang sebelumnya telah kusiapkan. 

Disti masih saja asyik dengan laptopnya. Tanpa bicara lagi, aku mengambil posisi untuk tidur. Ingin rasanya mengobati rasa lelah ini dengan memejamkan mata untuk beberapa jam saja. 

"Aku minta cerai mas.." kata Disti tiba-tiba.

Aku kaget bukan main. Entah senang, entah marah, semua rasa itu berbaur dalam pikiranku. Senang karna akhirnya kata-kata cerai itu terucap dari bibir Disti. Marah karna merasa dicampakkan begitu saja setelah masa depanku kukorbankan untuk menikahinya. Gelar dokter tak jadi kuraih karna orangtua Disti memaksaku segra menikahi anak gadisnya yang telah terlanjur kuhamili.

"Kamu sadar Dis.. kamu sedang hamil.."ujarku.

"Kalo hamil emangnya kenapa? Jangan kamu kira aku takut ya mas, melahirkan tanpa ada seorang ayah buat anakku.." jawabnya sengit.

Harga diriku sebagai lelaki dihantam, sakit  memang. Aku tidak tahu harus berkata apa untuk membalaskan sakit hati yang kurasa. Memang, sejak menikah, biaya hidup kami ditanggung seratus persen oleh ayahnya. Aku hanya ditumpangkan disalah satu perusahaan bapak mertuaku itu hanya untuk menghapus status pengangguranku. Aku bisa berkata apa sekarang? Rasa sesal karna perbuatan cerobohku kembali menyeruak.

"Kamu tidak pernah mencintaiku mas.. Aku tahu itu..." lanjutnya. 

"Untuk apa rumah tangga ini dipertahankan, aku lebih menikmati kebersamaanku dengan teman-temanku dari pada bersamamu .. Aku akan pergi ke Singapura, ke tempat Kak Coni, aku bisa melahirkan disana.. apa susahnya..." ujarnya santai.

Aku mengakui dalam hati, bahwa aku memang tidak pernah mencintai Disti. Bahkan sejak pertama pertemuan waktu pernikahan adikku itu. Aku hanya menjadikannya pelampiasan hasrat yang tak terpenuhi ketika aku bersama Anita. Tuhan.. betapa bodohnya aku. Mengorbankan masa depanku untuk menjadi seorang dokter, mengorbankan Anita dengan segala kebaikannya hanya demi kenikmatan sesaat. Oh, Tuhan.. Masih pantaskah aku merasakan sedikit bahagia?

Aku hanya diam dengan semua pikiran-pikiran yang berkecamuk di dalam otakku. Di salah satu sisi, aku ingin bertanggung jawab atas perbuatanku, menjadi seorang ayah atas anak yang tidak berdosa yang  tidak lama lagi akan lahir ke dunia. Di sisi lain aku segera ingin menyudahi rumah tangga yang memang tidak pernah dilandasi rasa cinta. Aku memimpikan mempunyai keluarga bahagia, saling mencintai dan penuh kasih sayang.
Tuhan, ampunilah dosaku.. Berikan aku satu kesempatan untuk mengecap bahagia.

"Kamu tak perlu ragu mas.. Tekadku sudah bulat.." tegas Disti.

Kata-kata itu terngiang ditelingaku, indah, seindah mimpi yang selama ini kubuat sendiri.


 

74 komentar:

Syifa Ahira 31 Januari 2010 pukul 10.51  

ayo.. ayo.. di comment... ^_^

the kinng 31 Januari 2010 pukul 11.32  

Ya sudah, saya ampuni, tp jgn bikin lagee ya wkakakaka

secangkir teh dan sekerat roti 31 Januari 2010 pukul 11.38  

sya udah komen.. :)

-Gek- 31 Januari 2010 pukul 12.06  

Adoh.. kisah nyata nih?
Jangan sampai ya..

Udah di komen, terus, hadiahnya apa.. hehehe.
Met hari Minggu ya!

Arum Suryaningtyas 31 Januari 2010 pukul 12.32  

ehmm...si anita_nya dah nikah juga belum yach...?? *emot mikir*
hahahahaha.... :D

Ivan Kavalera 31 Januari 2010 pukul 12.40  

kisah nyata?

Syifa Ahira 31 Januari 2010 pukul 12.57  

duh.. kenapa ya tiap kali bikin cerpen selalu dikira kisah nyata..

Ini hanyalah sebuah cerita yang ditulis dengan tokoh dan cerita yang berasal dari imajinasi belaka, bila ada kesamaan nama, tokoh, dan jalan cerita, itu adalah kebetulan semata..

just enjoy the story..

mudah2an bisa diambil hikmahnya..

merry go round 31 Januari 2010 pukul 12.59  

lanjutin doooong ceritanyaaa...penasaran niiihh...

@minumino 31 Januari 2010 pukul 13.16  

wah, si mas-mas nya akhirnya g dapet dua2nya ya...
ckckckck... :)

Hennyyarica 31 Januari 2010 pukul 13.45  

kisah nyata bukannn???

ngaku deh :p

De 31 Januari 2010 pukul 13.53  

wew, ini cerpen ya?
bagus

btw, templenya ganti ya?
wah, sama2 putih dong kayak aku
:p

Syifa Ahira 31 Januari 2010 pukul 14.36  

> rossa: baru nemu ide segitu sa.. ntar kalo nemu tambahan ide, dilanjutin deh.. ;) maklum.. masih belajar nulis..
> mino: iya, gara-gara dia juga sih..
> henny: hanya sebuah cerpen say.. :)
> wiwit: tq wit.. iya, ganti template, bosan ama yang lama..

Ranny 31 Januari 2010 pukul 15.21  

wah wah..bener bener dah...sebuah pilihan hidup yang mau tak mau harus dijalani walaupun bertentangan dengan nurani..
napsu yang slalu menjuruskan ke lembah hitam nan pekat :)
met kenal mbak
met hari minggu

richo 31 Januari 2010 pukul 15.22  

buruan di bikin sinetron tar aku jd pemeran utamane gpp hahahha

putri ayuningtyas 31 Januari 2010 pukul 15.31  

ceritanya bgus. moga2 bukan kisah nyata

Unknown 31 Januari 2010 pukul 15.52  

ini bisa jadi cerpen lho. tapi harus diteruskan ya. terlalu pendek.

mayank 31 Januari 2010 pukul 17.39  

mb syifa apa kabar?
kangen ni sista....

Yusnita Febri 31 Januari 2010 pukul 19.43  

ini Cerpen toh..
kaget aja baca awalnya.. saya kira ini syifa looh..
ngena kuk ceritanya mengalir lancar..
bisa di lanjutkan tuuh..

SeNjA 1 Februari 2010 pukul 00.49  

hemmm,cerita yg sarat pembelajaran ya mba ^^

semoga dijauhkan ya dari hal2 seperti kisah ini.
meskipun kenyataan jaman ini,kehidupan seperti layaknya sinetron...

ice blended vanilla 1 Februari 2010 pukul 05.41  

heheh cerpen ya mba? aku kaget baca pertamanya... hehehe...

Unknown 1 Februari 2010 pukul 05.46  

Aku justru salut sama Disti
hebat lho dia berani minta cerai sebelum diceraikan...

Philida Thea 1 Februari 2010 pukul 09.16  

iya mbak, ada lanjutannya ngga?? hehe

Elsa 1 Februari 2010 pukul 11.17  

duuuuuh perempuan macam Disti itu ternyata banyak ya. miris banget...

makanya, say NO TO FREESEX
yang sebelum menikah maupun setelah menikah (selingkuh maksudnya)

de asmara 1 Februari 2010 pukul 11.43  

buagus banget, Fa... tapi rasanya masih gantung. apa emang sengaja endingnya gantung gitu?

Anonim 1 Februari 2010 pukul 11.59  

ditunggu 'gong' dari cerita ini....

dv 1 Februari 2010 pukul 13.17  

oala..cerpen to :D
baguss..nunggu lanjutannya deh :)

ridwan 1 Februari 2010 pukul 14.34  

bikin sekuel-nya.. tapi yang memotivasi, mengajak kepada kebaikan :D
dua insan itu -entah dengan alur cerita bagaimana- akhirnya bersatu mempertahankan rumah tangga dan hidup dengan cinta ... kekeke

Anto Blog's 1 Februari 2010 pukul 14.41  

waduh tu kisah nyata beneran ya ....jangan sampai nich.....lanjutin dong ceritanya...

owly 1 Februari 2010 pukul 17.11  

bagus :)

Kanvas virtual 1 Februari 2010 pukul 20.10  

ijin mengamankan no.30 yaaa

Kanvas virtual 1 Februari 2010 pukul 20.13  

itu kisah namanya "nyekel uceng kelangan lele"

Syifa Ahira 1 Februari 2010 pukul 20.45  

> ranny: makasi ran.. udah mau berkunjung.. :)
> richo: ayo.. kenapa mau jadi pemeran utamanya..
> putri: emang bukan kisah nyata kok ;)
> mba fanny: baru belajar nulis mba.. mesti belajar banyak dari mba fanny nih..
> maiank: kemana aja mai? uda jarang mampir.. miss u too sista..
> mba nita: lagi mikir buat ngelanjutin mba..
> senja: yup.. moga aja terhindar dari segala bentuk kemaksiatan.. amin..
> ice blended vanila: iyah, hanya sebuah cerpen :)
> Itik bali: :)
> Thea: lagi nyari ide nih thea.. ada ide ga? hehehe..
> Mba Elsa: yup.. setuju dengan dirimu mba..
> de asmara: bukan disengaja mba.. lagi kehabisan ide ;D
> Abi sabila: lagi usaha nih..
> devi: moga aja ada lanjutannya ya dev.. :)
> ridwan: ntar dicari celahnya dulu ya.. hehe..
> anto blog's: ya ga nyata lah.. cuma cerita rekaan.. makasi dah difollow.. aku buka blog kamu kok lama banget yak?
> owly: makasi..
> fi: apa artinya mas? ga tau bahasanya.. jawa ya?

Miawruu 2 Februari 2010 pukul 00.42  

akkkhhhh keren ceritanya. benar2 jadi pelajaran buat cowok2 yg mengejar nafsu sesaat tuh. nice job

Arjuna 2 Februari 2010 pukul 12.09  

Catatan syifa,,

sebuah cerita yg bisa jd pembelajaran
nee yg di tulis sm kak syifa,,,

nice, so nice, so good,,
hmmmm

salam...

mbah jiwo 2 Februari 2010 pukul 12.13  

salam balik...posisi di kota mana nih??
tuker link yuk...blog sampeyan asyik juga...

ina 2 Februari 2010 pukul 12.17  

penyesalan memang selalu datang belakangan,...
tpi semua tlah terjadi....
nasi tlah menjdi bubur...
dan bubur tak akan pernah menjadi nasi :)

cerita yg bagus kag...
bisa buat pencerahan...
dan juga motivasi....

thanks

Syifa Ahira 2 Februari 2010 pukul 12.32  

> kucingtengil: yup.. bener banget..
> HdSence: makasi..
> mbah jiwo: ok..
> ina: makasi in..

Slamet Riyadi 2 Februari 2010 pukul 12.47  

jadi pengen lanjutin cerpen kisah nyataku nih
heheh cinta tukul

bagus ni ceritanya
awalanya mikir "wah ini true story gituu"

catatan kecilku 2 Februari 2010 pukul 12.50  

Ceritanya bagus.., cara penyampaiannya bagus.
Dilanjutkan ya...?

ateh75 2 Februari 2010 pukul 12.58  

Salam kenal mbak, cerpennya bagus.

EgaBlogSpot 2 Februari 2010 pukul 13.21  

Kunjungan perdana nih, semoga terus sukses mbak

Raga Birhatihin Al-fath 2 Februari 2010 pukul 14.01  

he he he.. numpang baca aja..

Unknown 2 Februari 2010 pukul 14.34  

syifaa..ada award ya untukmu. cek di
http://just-fatamorgana.blogspot.com/2010/01/fakta-nih.html

nuansa pena 2 Februari 2010 pukul 18.40  

hmmm .... hati-hati dengan kalian yang masih gadis! Tidak ada kata-kata laki-laki murahan, yang ada hanya wanita murahan! Heran, selama ini kok gak ada yang gugat kata-kata ini!

elpa 2 Februari 2010 pukul 20.55  

ceritanya buat gimana gitu mencintai emang harus tulus,ikhlas...jd nggak akan ada pikirin k arah nafsu birahi belaka

ngawur 3 Februari 2010 pukul 03.29  

aduh,,,kasian,,,,,heheh salam kenal yo dari pakde ngawur..

Syifa Ahira 3 Februari 2010 pukul 09.58  

> slam: ayo dong dilanjutin.. jadi pengen baca..
> mba reni: insyaAllah mba..
> ateh75:makasih udah mampir balik mba.. :)
> egablogspot: makasi uda berkunjung..
> raga: monggo..
> mba fanny: whua.. seneng banget... thanks a lot mba... langsung ke tkp...
> nuansa pena: iya, kenapa ya?
> elpa: yups.. setuju..
> ngawur: salam kenal juga pakde.. makasi uda mau mampir..

Epo 3 Februari 2010 pukul 10.03  

Selamat siang kawan!!!
salam kenal dari kami, yang datang tanpa undangan. Hanya ada satu kata komentar buat posting sobat yaitu " mantab tab tab" dan sangat bermanfaat sampai aku tertarik sekali untuk bertukar link. gimana? silahkan pasang dan konfirmasinya saya tunggu..

Syifa Ahira 3 Februari 2010 pukul 10.28  

> epho: makasi uda mampir.. ayuk aja.. :g:

Syifa Ahira 3 Februari 2010 pukul 11.25  

:h:

Epo 3 Februari 2010 pukul 11.27  

sudah aq pasang link anda

Tyas 3 Februari 2010 pukul 11.37  

Ceritanya mbak syifa bagus2...
Wuihhh...pengen deh punya bakat nulis kayak mbak syifa...

Pekanbaru Riau 3 Februari 2010 pukul 11.58  

SILAKAN LIHAT DATA LMFEUI DI SINI --> http://www.sungaikuantan.com/search/label/Download

richo 3 Februari 2010 pukul 14.56  

mampir lagi sapa tau di kontrak jadi aktor nya heheh

admin 3 Februari 2010 pukul 15.30  

wedew pernikahan bukan karena cinta kaya sinetron2...ada yg bilang meskipun awalnya g cinta tp klo da nikah bisa cinta dg sendirinya hehehe...

" Aku hanya menjadikannya pelampiasan hasrat yang tak terpenuhi ketika aku bersama Anita"..wedew kata2 yg kejam...

None 3 Februari 2010 pukul 18.21  

wadaw bang bang, ati ati, napsu emng gtu, pengen terus memburumu, hihihihi, semoga aku bisa seperti anita, bukan semoga dink, tapoi harus :D

Desi Eria R. 3 Februari 2010 pukul 19.11  

wah wah, sayang sekali yaa, mengorbankan masa depan demi kenikmatan sesaat (katanya). Mudah2an aku tidak termasuk yg seperti itu yaaa mba syifa :)

ceritanya bagus, ada pesan yg disampaikan ^_^

Syifa Ahira 3 Februari 2010 pukul 20.11  

> epho: makasi..
> tyas: ah, bisa aja, jadi gE-Er nih.. hihi.. baru belajar kok.. masih jauuuuhhhh...
> pekanbaru riau: link pengumuman pemprov ga ada ya bang?
> richo: :)
> kang tejo: bukan bermaksud kejam kang, biar dalem aja.. wkwkwkwk..
> inuel: yup.. setuju ma kamu nuel..
> desi: iya des,, moga kita diajuhkan dari hal2 seperti itu.. amin..

admin 3 Februari 2010 pukul 21.04  
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
admin 3 Februari 2010 pukul 21.11  

dalem bnaget tu mbk sampai kedalaman hehehe..
baca postingan ini mbak http://kang-tejo.blogspot.com/2010/01/ya-khumairoh-wahai-gadis-berpipi.html ditunggu

bhogey 4 Februari 2010 pukul 06.33  

wahhhh, akibat asal tebar benih ni,hehehehe...
kalo aku diposisi tu orang udah stress berat pasti

Annur Shah 4 Februari 2010 pukul 08.21  

Wow Cerpennya sungguh bagus bGD ...... Great

Annur Shah 4 Februari 2010 pukul 08.22  

mBA BIKIN KOEMNTAR YG KOTAKIJO ITU Gmna ea??

annie 4 Februari 2010 pukul 10.02  

Pertama kesini langsung disuguhi kisah dramatis begini, Syifa , hehe ... salam kenal, ya!

Semoga kisah ini mengingatkan siapapun bahwa dalam hidup yang penting adalah norma agama yang kuat dipegang dan dijalankan, agar tiada penyesalan yang datang kemudian.

Radhitya Notes 4 Februari 2010 pukul 10.07  

Kunjungan perdana neh....
Salam kenal yach......

Tetep semangat nulis....
hehehehehe...

ice blended vanilla 4 Februari 2010 pukul 11.56  

blognya mba dapet tag dari aku... mba syifa... ^^

mc 4 Februari 2010 pukul 12.56  

cerita singkat yang berisi, nicee

Anonim 4 Februari 2010 pukul 13.24  

Mb syifa...mampir kunjung nie..mau follow, tp kok follow boxnya ngga nongol..

Syifa Ahira 4 Februari 2010 pukul 15.23  

> kang tejo: oke kang, aku segra kesana
> bhogey: makanya, jangan ampe kaya gitu ya? hehe..
> amie: langsung tanya sama masternya aja ya mie, aku banyak dapet ilmu dari sini http://amatullah83.blogspot.com
> annie: makasi uda mampir ya mba..
> Radhitya Notes: makasi uda berkunjung
> ice blended vanilla: uda aku kerjain ya..
> mocca_chi: makasi ya..
> lilah: salam kenal mba.. makasi udah di follow ya..

readhermind-dy 15 Februari 2010 pukul 13.02  

bagus ceritanya!
penasaran klo ada lanjutannya..

salam kenal...

Anonim 19 Februari 2010 pukul 22.57  

wah,, gantung mbak..
kayak drama korea,

pgnnya sih dia prtahanin disti.
masa mau jd pria brengsek dua kali..

ami 2 September 2013 pukul 08.12  

luar biasa sekali infonya sangat bermanfaat...
Saya berkunjung ke blog ini banyak pengetahuan yang saya dapatkan...
Terimakasih banyak atas informasinya
Semoga semakin sukses...

desi 2 September 2013 pukul 08.20  

Informasinya sangat bermanfaat sekali...
Banyak pengetahuan saya dapatkan setelah saya menyimak artikel di blog ini...
Ditunggu postingan selanjutnya...
Semoga semakin suksesnya....

egi 3 September 2013 pukul 16.18  

Informasinya ternyata sangat menarik dan sangat bermanfaat sekali...
Ternyata banyak sekali pengethaun yang saya dapatkan setelah saya berkunjung ke blog ini....
Terimakasih banyak infonya ...
Semoga semakin sukses

Posting Komentar

Ayo.. Ayo..
Kesan dan Pesan..
Uneg-uneg..
Silahkan dituangkan..
Jangan malu-malu.. ^_^